BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara
mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar. Secara detail, dalam
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. (UU Sisdiknas, 2003: 5). Definisi ini membangun paradigma baru tentang
praktik pendidikan yang lebih menekankan pada proses belajar mengajar. Fokus
utama kegiatan pendidikan tidak lagi hanya sebatas mengutamakan peran guru,
melainkan harus melibatkan berbagai profesi pendidik dan berbagai pihak
terkait. Suasana belajar harus menyentuh berbagai aspek perkembangan peserta
didik.
Berbicara mengenai pendidikan merupakan hal yang
kompleks karena sering mengalami berbagai persoalan yang menjadi sandungan
dunia pendidikan. Melihat tuntutan-tuntutan pendidikan yang semakin tinggi
menyebabkan ketidakseimbangan antara tuntutan dan hasil yang dicapai.
Mutu pendidikan merupakan arah yang diharaapkan
untuk mencapai tujuan dari UU No. 23 Tahun 2003 tadi. Tekanan antara kemampuan
dan capaian hasil dari pendidikan terkadang tidak sejalan dalam pencapian mutu
pendidikan. Hal ini tentu akan menyebabkan tekanan bagi siswa yang dapat
mengganggu.
Tekanan-tekanan tersebut dapat menyebabkan dampak
buruk bagi siapa saja yang mengalaminya terlebih rentan pada siswa yang
menginjak masa remaja. Tekanan tersebut tentu rentan mengakibatkan siswa
mengalami stress. Bersyukur jika orang ynag mengalami tekanan kemudian dapat
membentengi diri dari ancaman stress. Namun bagaimana nasib orang-orang yang
belum bisa mereduksi ancaman stress tersebut? Bahkan tak jarang Kasus bunuh
diri yang terjadi setiap tahunnya kerap kali memakan korban, khususnya adalah
siswa sebagai generasi harapan Bangsa. Hal ini terjadi tidak lain adalah
ketidakmampuan siswa mencapai tuntutan-tuntan kehidupan, terlebih lagi persoalan
Ujian Nasional yang setiap tahunnya menjadi ceremony
urgen bagi siswa yang menjadi prasyarat kelulusan dibangku pendidikan
formal baik ditingkatan SMP maupun SMA dalam mutu pendidikan.
Setiap tahunnya siswa harus melewati ceremony yang menyeramkan dimata mereka.
Saat-saat mendekati Ujian Nasional adalah waktu yang menegangkan bagi para
siswa. Tak jarang siswa yang mengalami kegalauan dan stress yang menimpa
dirinya. Tak jarang pula siswa yang mengalami kasus bunuh diri ini diakibat
dari ketidakmampuannya memenuhi tuntutan Ujian Nasional. Dari tuntutan yang
harus dipenuhi oleh siswa terkadang menimbulkan tekanan dan konflik yang
mengganggu stabilitas dirinya. Banyak siswa yang mengalami stress dan akibatnya
memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya. Semua ini terjadi karena
kekeliruan mindset dari siswa. Hal
ini tentu bertentangan pula dengan tujuan pendidikan, yang justru mengaharpakan
lahirnya generasi-generasi yang baik dari sisi keimanan Kepada Tuhan Yang Maha
Esa juga berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu, stress siswa perlu untuk
direduksikan. Stress tentu dapat menggagu produktifitas kerja dan belajar
siswa. National safety Council (2004: 2) mendefinisikan “stress sebagai
ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional,
dan spriritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik
manusia tersebut”. hal tersebut didukung oleh Looker dan Gregson (2005: 44)
yang menyatakan bahwa “stress dapat didefinisikan sebagai sebuah keadaan yang
kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang
diterima dan kemampuan untuk mengatasinya”.
Untuk itu perlu diupayakan suatu solusi yang dapat
dilakukan untuk membantu siswa dalam
mereduksi stress yang dialaminya yaitu dengan menggunakan teknik relaksasi
dengan menggunakan metode bimbingan kelompok. Teknik relaksasi adalah satu
diantara teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mereduksi stress siswa. Dengan
adanya teknik Relaksasi ini diharapkan siswa dapat mereduksi dan mengontrol
stress yang dialaminya dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
sehingga dia tidak akan mengalami kesulitan dalam memperoleh prestasi seperti
yang diharapkan
Untuk mengetahui
pengaruh teknik Relaksasi terhadap stress siswa, maka dilakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Teknik Relaksasi Dengan Menggunakan Metode Bimbingan
Kelompok Terhadap Stres Siswa Kelas Tinggi Dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMA
Negeri 1 Gorontalo”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini yaitu
: (1) stress siswa cenderung meningkat.
(2) merasa cemas dan takut gagal dalam bertindak sehingga mempengaruhi siswa
menjadi pribadi yang takut salah dan tidak mau mencoba.
1.3 Rumusan Masalah
Dengan adanya
identifikasi masalah, maka rumusan masalahnya yaitu :
a. Apakah
terdapat pengaruh teknik Relaksasi terhadap stress siswa kelas tinggi di SMA
Negeri 1 Gorontalo?
b. Apakah
terdapat pengaruh teknik Bimbingan Kelompok terhadap stress siswa kelas tinggi
di SMA Negeri 1 Gorontalo?
c. Apakah
terdapat perbedaan pengaruh Relaksasi dan Bimbingan Kelompok terhadap stress siswa kelas tinggi di
SMA Negeri 1 Gorontalo?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah :
a. Untuk
mengetahui pengaruh teknik Relaksasi terhadap stress siswa kelas Tinggi di SMA
Negeri 1 Gorontalo.
b. Untuk
mengetahui pengaaruh teknik Bimbingan Kelompok terhadap stress siswa kelas
tinggi di SMA Negeri 1 Gorontalo.
c. Untuk
mengetahui perbedaan pengaruh teknik Relaksasi dan Bimbingan Kelompok terhadap stress siswa kelas tinggi di
SMA Negeri 1 Gorontalo.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah
khasanah berpikir bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan
dengan pengaruh teknik Relaksasi terhadap stress siswa di sekolah.
b. Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan
pengetahuan yang lebih
kepada guru pembimbing
(konselor) mengenai cara mereduksi
stres siswa, dan memperkaya pengetahuan dan wawasan siswa dalam
melaksanakan teknik Relaksasi dalam mereduksi stres ketika berada di sekolah.
semoga bermanfaat,, asal jgn plagiat yaaa
BalasHapuskk mau tanya penelitiannya kk tentang tingkat stres untuk instrumen penelitiannya boleh saya minta sebagai bahan acuan. karena kebetulan saya berniat melakukan penelitian tentang tingkat stres juga. makasih kk sebelumnya
BalasHapus